Tugas Bahasa Indonesia 2
Nama : M. Alim Arrasyid
Kelas : 2IA25
NPM : 54412296
Dosen : Lenie Okviana
Sumber :
ü Logika, Mundri, ed.1, Rajawalli press, 2009 dan berbagai sumber.
ü http://nobelug.blogspot.com/2012/04/ringkasan-buku.html
ü http://id.shvoong.com/humanities/philosophy/2357113-contoh-dan-pengertian-proposisi logika/#ixzz2vAYdQ7Xc
ü http://sitompulke17.blogspot.com/2010/05/proposisi.html
Nama : M. Alim Arrasyid
Kelas : 2IA25
NPM : 54412296
Dosen : Lenie Okviana
Proposisi
Penalaran adalah suatu proses berpikir manusia untuk
menghubung-hubungkan data / fakta yang ada sehingga pada suatu simpulan. Fakta /
data yang akan dinalar itu boleh benar atau boleh tidak benar. Kalimat pernyataan
yang dapat dipergunakan sebagian data itu disebut proposisi. Yang dimaksud dengan
proposisi adalah kalimat atau pernyataan yang selalu mempunyai nilai kebenaran,
mungkin pernyataan itu bernilai benar saja, atau salah saja, tetapi tidak
kedua-duanya. Contoh: Ambilkan aku segelas air, alangkah cantiknya mobil itu,
saudara sekalian yang terhormat, dsbnya.
Contoh Proposisi Berdasar Jenisnya
Dalam logika, dikenal dua macam proposisi. Menurut sumbernya dikenal proposisi
analitik dan sintetik yang diperkenalkan oleh Emanuel Kant.
1. Proposisi
Analitik (a priori) adalah proposisi yang predikatnya memiliki pengertian
yang sudah terkandung pada subyeknya. seperti: Durian adalah buah-buahan,
kucing adalah hewan, Ibu adalah wanita. Dimana, kata durian, kucing dan Ibu
pada contoh di atas tidak menghasilkan pengetahuan yang baru.
2. Proposisi
Sintetik adalah proposisi yang predikatnya memiliki pengertian yang bukan
menjadi keharusan bagi subyeknya. Seperti: Mangga itu manis, Gadis itu cantik,
Bill Gates adalah milyuner. Dimana kata manis, cantik dan milyuner,
pengertiannya belum terkandung pada subyeknya. Sehingga kata-kata itu
memberikan pengetahuan yang baru. Proposisi sintetik adalah lukisan dari
kenyataan empirik, maka kebenarannya diukur berdasarkan kesesuaiannya dengan
kenyataan empirik. Proposisi ini juga disebut sebagai proposisi a posteriori.
Berdasar bentuknya terdapat tiga macam proposisi.
1. Proposisi
kategorik, adalah proposisi yang mengandung pernyataan tanpa adanya
syarat, seperti Johnny sedang sakit, anak-anak yang tinggal di asrama adalah
mahasiswa, dsbnya.
2. Proposisi
Hipotetik, yakni proposisi yang pernyataannya mengandung syarat. Contoh, Dimana
ada gula disitu ada semut, bila permintaan bertambah maka harga akan naik.
3. Proposisi
Disyungtif, adalah proposisi yang mengandung pernyataan jika tidak benar maka
salah, pada proposisi ini kopulanya berupa ” jika” dan ”maka”, seperti : Jika
bukan aku yang mati, maka dia yang mati, jika bukan karena hujan, maka Anna
akan pergi ke sekolah. Dari situ jelas bahwa pada proposisi hipotetik kpulanya
berupa sebab akibat, sedang pada proposisi disyungtif, kopulanya menghubungkan
dua alternatif.
Proposisi dapat dipandang dari 4 kriteria, yaitu berdasarkan :
1.
Berdasarkan
bentuk
Berdasarkan bentuk,
proposisi dapat dibagi menjadi 2, yaitu :
a) Tunggal adalah proposisi yang terdiri dari satu subjek dan satu predikat atau hanya mengandung satu pernyataan.
Contoh :
• Semua petani harus bekerja keras.
• Setiap pemuda adalah calon pemimpin.
b) Majemuk atau jamak adalah proposisi yang terdiri dari satu subjek dan lebih dari satu predikat.
Contoh :
• Semua petani harus bekerja keras dan hemat.
• Paman bernyanyi dan menari.
a) Tunggal adalah proposisi yang terdiri dari satu subjek dan satu predikat atau hanya mengandung satu pernyataan.
Contoh :
• Semua petani harus bekerja keras.
• Setiap pemuda adalah calon pemimpin.
b) Majemuk atau jamak adalah proposisi yang terdiri dari satu subjek dan lebih dari satu predikat.
Contoh :
• Semua petani harus bekerja keras dan hemat.
• Paman bernyanyi dan menari.
2.
Berdasarkan sifat
Berdasarkan sifat,
proporsis dapat dibagi ke dalam 2 jenis, yaitu:
a) Kategorial adalah proposisi yang hubungan antara subjek dan predikatnya tidak membutuhkan / memerlukan syarat apapun.
Contoh:
• Semua kursi di ruangan ini pasti berwarna coklat.
• Semua daun pasti berwarna hijau.
b) Kondisional adalah proposisi yang membutuhkan syarat tertentu di dalam hubungan subjek dan predikatnya. Proposisi dapat dibedakan ke dalam 2 jenis, yaitu: proposisi kondisional hipotesis dan disjungtif.
Contoh proposisi kondisional:
• jika hari mendung maka akan turun hujan
Contoh proposisi kondisional hipotesis:
• Jika harga BBM turun maka rakyat akan bergembira.
Contoh proposisi kondisional disjungtif:
• Christiano ronaldo pemain bola atau bintang iklan.
a) Kategorial adalah proposisi yang hubungan antara subjek dan predikatnya tidak membutuhkan / memerlukan syarat apapun.
Contoh:
• Semua kursi di ruangan ini pasti berwarna coklat.
• Semua daun pasti berwarna hijau.
b) Kondisional adalah proposisi yang membutuhkan syarat tertentu di dalam hubungan subjek dan predikatnya. Proposisi dapat dibedakan ke dalam 2 jenis, yaitu: proposisi kondisional hipotesis dan disjungtif.
Contoh proposisi kondisional:
• jika hari mendung maka akan turun hujan
Contoh proposisi kondisional hipotesis:
• Jika harga BBM turun maka rakyat akan bergembira.
Contoh proposisi kondisional disjungtif:
• Christiano ronaldo pemain bola atau bintang iklan.
3.
Berdasarkan kualitas
Berdasarkan
kualitas, proposisi juga dapat dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu:
a) Positif(afirmatif) adalah proposisi yang membenarkan adanya persesuaian hubungan antar subjek dan predikat.
Contoh:
• Semua dokter adalah orang pintar.
• Sebagian manusia adalah bersifat sosial.
b) Negatif adalah proposisi yang menyatakan bahawa antara subjek dan predikat tidak mempunyai hubungan.
Contoh:
• Semua harimau bukanlah singa.
• Tidak ada seorang lelaki pun yang mengenakan rok.
a) Positif(afirmatif) adalah proposisi yang membenarkan adanya persesuaian hubungan antar subjek dan predikat.
Contoh:
• Semua dokter adalah orang pintar.
• Sebagian manusia adalah bersifat sosial.
b) Negatif adalah proposisi yang menyatakan bahawa antara subjek dan predikat tidak mempunyai hubungan.
Contoh:
• Semua harimau bukanlah singa.
• Tidak ada seorang lelaki pun yang mengenakan rok.
4.
Berdasarkan
kuantitas
Berdasarkan
kuantitas., proposisi dapat dibedakan ke dalam 2 jenis, yaitu:
a) Umum adalah predikat proposisi membenarkan atau mengingkari seluruh subjek.
Contoh:
• Semua gajah bukanlah kera.
• Tidak seekor gajah pun adalah kera.
b) Khusus adalah predikat proposisi hanya membenarkan atau mengingkari sebagian subjeknya.
Contoh:
• Sebagian mahasiswa gemar olahraga.
• Tidak semua mahasiswa pandai bernyanyi.
a) Umum adalah predikat proposisi membenarkan atau mengingkari seluruh subjek.
Contoh:
• Semua gajah bukanlah kera.
• Tidak seekor gajah pun adalah kera.
b) Khusus adalah predikat proposisi hanya membenarkan atau mengingkari sebagian subjeknya.
Contoh:
• Sebagian mahasiswa gemar olahraga.
• Tidak semua mahasiswa pandai bernyanyi.
Pengertian Inferensi dan implikasi
Interferensi
Alwasilah (1985:131)
mengetengahkan pengertian interferensi berdasarkan rumusan Hartman dan Stonk
bahwa interferensi merupakan kekeliruan yang disebabkan oleh adanya kecenderungan
membiasakan pengucapan (ujaran) suatu bahasa terhadap bahasa lain mencakup
pengucapan satuan bunyi, tata bahasa, dan kosakata. Sementara itu, Jendra
(1991:109) mengemukakan bahwa interferensi meliputi berbagai aspek kebahasaan,
bisa menyerap dalam bidang tata bunyi (fonologi), tata bentukan kata
(morfologi), tata kalimat (sintaksis), kosakata (leksikon), dan tata makna
(semantik) (Suwito,1985:55).
Interferensi, menurut Nababan
(1984), merupakan kekeliruan yang terjadi sebagai akibat terbawanya
kebiasaan-kebiasaan ujaran bahasa ibu atau dialek ke dalam bahasa atau dialek
kedua. Senada dengan itu, Chaer dan Agustina (1995: 168) mengemukakan bahwa
interferensi adalah peristiwa penyimpangan norma dari salah satu bahasa atau
lebih.
Untuk memantapkan pemahaman
mengenai pengertian interferensi, berikut ini akan diketengahkan pokok-pokok
pikiran para ahli dibidang sisiolinguistik yang telah mendefinisikan peristiwa
ini.
Menurut pendapat Chaer
(1998:159) interferensi pertama kali digunakan oleh Weinrich untuk menyebut
adanya perubahan sistem suatu bahasa sehubungan dengan adanya persentuhan
bahasa tersebut dengan unsur-unsur bahasa lain yang dilakukan oleh penutur yang
bilingual. Interferensi mengacu pada adanya penyimpangan dalam menggunakan
suatu bahasa dengan memasukkan sistem bahasa lain. Serpihan-serpihan klausa
dari bahasa lain dalam suatu kalimat bahasa lain juga dapat dianggap sebagai
peristiwa interferensi. Sedangkan, menurut Hartman dan Stonk dalam Chair (1998:160) interferensi terjadi sebagai akibat terbawanya
kebiasaan-kebiasaan ujaran bahasa ibu atau dialek ke dalam bahasa atau dialek
kedua.
Interferensi dalam
bentuk kalimat
Interferensi dalam bidang ini jarang terjadi. Hal ini memang
perlu dihindari karena pola struktur merupakan ciri utama kemandirian sesuatu
bahasa. Misalnya, Rumahnya ayahnya Ali yang besar sendiri di kampung itu, atau
Makanan itu telah dimakan oleh saya, atau Hal itu saya telah katakan kepadamu
kemarin. Bentuk tersebut merupakan bentuk interferensi karena sebenarnya ada padanan
bentuk tersebut yang dianggap lebih gramatikal yaitu: Rumah ayah Ali yang besar
di kampung ini, Makanan itu telah saya makan, dan Hal itu telah saya katakan
kepadamu kemarin.Terjadinya penyimpangan tersebut disebabkan karena ada padanan
konteks dari bahasa donor, misalnya: Omahe bapake Ali sing gedhe dhewe ing
kampung iku, dan seterusnya
Jenis Interferensi
Interferensi merupakan gejala umum dalam sisiolinguistik
yang terjadi sebagai akibat dari kontak bahasa, yaitu penggunaan dua bahasa
atau lebih dalam masyarakat tutur yang multilingual. Hal ini merupakan suatu
masalah yang menarik perhatian para ahli bahasa. Mereka memberikan pengamatan
dari sudut pandang yang berbeda beda. Dari pengamatan para ahli tersebut timbul
bermacam-macam interferensi.
Secara umum, Ardiana (1940:14) membagi interferensi menjadi
lima macam, yaitu
(1)
Interferensi kultural dapat tercermin melalui bahasa yang digunakan oleh
dwibahasawan. Dalam tuturan dwibahasawan tersebut muncul unsur-unsur asing
sebagai akibat usaha penutur untuk menyatakan fenomena atau pengalaman baru.
(2)
Interferensi semantik adalah interferensi yang terjadi dalam penggunaan kata
yang mempunyai variabel dalam suatu bahasa.
(3)
Interferensi leksikal, harus dibedakan dengan kata pinjaman. Kata pinjaman atau
integrasi telah menyatu dengan bahasa kedua, sedangkan interferensi belum dapat
diterima sebagai bagian bahasa kedua.Masuknya unsur leksikal bahasa pertama
atau bahasa asing ke dalam bahasa kedua itu bersifat mengganggu.
(4)
Interferensi fonologis mencakup intonasi, irama penjedaan dan artikulasi.
(5)
Interferensi gramatikal meliputi interferensi morfologis, fraseologis dan
sintaksis.
Pengertian implikasi
Perhatikan pernyataan berikut ini: “Jika matahari bersinar
maka udara terasa hangat”, jadi, bila kita tahu bahwa matahari bersinar, kita
juga tahu bahwa udara terasa hangat. Karena itu akan sama artinya jika kalimat
di atas kita tulis sebagai:
“Bila matahari bersinar, udara terasa hangat”.
”Sepanjang waktu matahari bersinar, udara terasa hangat”.
“Matahari bersinar berimplikasi udara terasa hangat”.
“Matahari bersinar hanya jika udara terasa hangat”.
Berdasarkan pernyataan diatas, maka untuk menunjukkan bahwa
udara tersebut hangat adalah cukup dengan menunjukkan bahwa matahari bersinar
atau matahari bersinar merupakan syarat cukup untuk udara terasa hangat.
Sedangkan untuk menunjukkan bahwa matahari bersinar adalah
perlu dengan menunjukkan udara menjadi hangat atau udara terasa hangat
merupakan syarat perlu bagi matahari bersinar. Karena udara dapat menjadi
hangat hanya bila matahari bersinar
Tiap proporsisi dapat mencerminkan dua kemungkinan. Pertama,
merupakan ucapan-ucapan faktual sebagai pengalaman atau pengetahuan seseorang.
Kedua, merupakan pendapat atau kesimpulan seseorang mengenai suatu hal.
Untuk menguji ucapan yang bersifat faktual, dapat dilakukan
pengujian atau penelitian terhadap evidensinya. Kesimpulan merupakan ramuan
untuk digunakan dalam proses berpikir seseorang atau menyusun penalaran.
Sebelum berbicara mengenai proses itu, maka akan ditemukan sejumla pengertian
yang berkaitan dengan proses penalaran. Yang pertama adalah pengertian
inferensi dan implikasi.
Inferensi berasal dari kata latin inffere yang berarti
menarik kesimpulan. Sedangkan implikasi berasal dari bahasa latin implicare
yang berarti melibat atau merangkum. Dalam logika, kata inferensi adalah
kesimpulan yang diturunkan dari apa yang ada dalam fakta. Sedangkan implikasi
adalah rangkuman,
Sumber :
ü Logika, Mundri, ed.1, Rajawalli press, 2009 dan berbagai sumber.
ü http://nobelug.blogspot.com/2012/04/ringkasan-buku.html
ü http://id.shvoong.com/humanities/philosophy/2357113-contoh-dan-pengertian-proposisi logika/#ixzz2vAYdQ7Xc
ü http://sitompulke17.blogspot.com/2010/05/proposisi.html